Selasa, 25 November 2014

SERIBU TETES AIR KEIKHLASAN ADALAH SELUAS AIR SAMUDERA

          Berat memang ketika kita mendengar kata ikhlas. Seolah-olah ada bayangan beban berat yang akan dipikul ketika mendengar kata ikhlas, apalagi akan melakukan perbuatan dengan penuh keikhlasan, baik ikhlas dalam memberi, berbagi dengan sesama, memberikan pelayanan jasa, ataupun berbuat baik dengan segala resiko yang akan dihadapi. Tidak semua manusia bisa dengan lapang dada melakukan sesuatunya dengan ikhlas, namun ikhlas bisa dicap sebagai ikhlas hanya jika tindakan itu dilakukan karena Zat yang menciptakannya, yaitu Allah SWT.
          Ikhlas merupakan kerelaan sepenuh hati dalam berbuat dan memberikan hasilnya tanpa paksaan sedikitpun dan tanpa mengharapkan imbalan dari siapapun hanya semata-mata demi Tuhan yang menciptakannya. Betapa banyak pekerjaan yang tidak dilakukan dengan landasan keikhlasan, alhasil beban pikiran dan masalah demi masalah pasti selalu mengiringi setiap pikiran si pelaku. Jangan takut, sedikit banyak hal yang membuat hati sesak kalaulah kita berlaku ikhlas, mudah-mudahan pekerjaan yang dilakukan dengan hati yang tulus tidak akan pernah luput mendapati hadiah terindah dari Sang Pencipta. Karena sesungguhnya Dia melihat dari lubuk hati manusia bukan dari tampilan perbuatannya.
          Seribu Tetes Keikhlasan adalah Seluas Air Samudera. Mungkin sebait kata ini yang menjadi judul artikel yang ditulis ini yang bisa mencerminkan sebuah sejarah yang pernah terjadi di mana sejarah itu adalah cerita hidup yang diambil dari seorang guru mengaji yang mengajarkan anak didiknya tanpa mengharapkan imbalan sedikitpun yang jarang sekali kita temukan seorang guru dalam keadaan seperti itu di sekitar kita. Nama guru itu sebut saja dengan Bapak Abdul, bertahun-tahun ia hidup dalam kemiskinan bersama istrinya tercinta dan jauh dari kesederhanaan namun tetap memiliki hati emas. Subhanallah, bagaimana wujud hati emasnya itu? Dialah Bapak Abdul yang kesehariannya mengajarkan  anak-anak di kampungnya membaca Al-Qur’an (mengaji) setiap hari. Sedikitpun tidak pernah terlintas dalam pikirannya untuk meminta bayaran dari anak-anak didiknya, sekalipun barang sembako sebagai pengganti pamrih-nya. Niatnya bisa diketahui dari pernyataannya yang menyebutkan bahwa ia mengajar dengan tulus penuh kasih sayang dan ia takut merepotkan orang banyak saat meminta suatu pamrih apapun. Luar biasa!.
          Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, Bapak Abdul dibantu istrinya dengan menjadi kuli cuci pakaian dengan upah yang hanya cukup memenuhi kebutuhan makan mereka dalam sehari saja. Tidak hanya itu saja kepedihan hidup  yang dihadapi oleh Bapak Abdul, ternyata Bapak Abdul yang sudah tua rentah ini juga pernah memiliki seorang anak laki-laki, namun Subhanallah.. dengan keikhlasan hati Pak Abdul mengatakan bahwa anaknya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu, anak yang merupakan satu-satunya harapan mereka. Tiba-tiba hentakan hati ini juga menangis perih ikut merasakan apa yang dirasakan oleh kedua suami istri yang sudah tua itu. Betapa terpukulnya hidup kita seandainya berada di posisi kedua orang tua yang ditinggalkan seorang anak tunggal serta hidup dalam kekurangan.
         Kembali dengan hati Bapak Abdul yang mulia itu, mungkin saja dari kita tidak akan pernah sanggup menerima keadaan seperti itu jika kita ditakdirkan di posisinya. Namun, jauh dari dugaan itu, ternyata masih ada setitik cahaya di dalam laut yang sangat dalam yang mampu menembus tujuh lapis langit di atas, yaitu hati Bapak Abdul yang ikhlas. Dengan kedisiplinannya mengajarkan anak-anak didiknya mengaji dengan penuh ikhlas, Allah menunjukkan kekuasaan-Nya dan janji-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang bersabar. Sungguh Allah bersama orang-orang yang sabar, termasuk Bapak Abdul yang sabar dan ikhlas dalam menjalani hidup yang perih jika kita rasakan yang ditakdirkan untuknya.
         Suatu hari, mungkin tanpa diduga oleh Bapak Abdul, rezeki dan janji dari Allah pun ia dapatkan. Sebuah acara Bedah Rumah dari salah satu stasiun televisi swasta mendatangi rumah Bapak Abdul yang sangat tidak layak dihuni, rumah yang sudah usang dan bocor. Sekarang Bapak Abdul mendapatkan rezeki berupa hadiah dari acara tersebut berupa rumah baru yang jauh lebih layak. Sungguh merupakan berkah yang tidak diduga datangnya. Hanya dengan seribu tetes air keikhlasan yang mungkin belum cukup memenuhi 1 ember air, ternyata mampu menghasilkan air yang tidak disangka-sangka banyaknya seluas air di samudera.

SELAMAT HARI GURU :)

by ~ M. Akhirullah

Kamis, 20 November 2014

ANTISIPASI KEKERASAN SEX PADA ANAK DENGAN 10 TIPS

        Menurut data yang dikumpulkan oleh Pusat Data dan Informasi Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia dari tahun 2010 hingga tahun 2014 tercatat sebanyak 21.869.797 kasus pelanggaran hak anak, yang tersebar di 34 provinsi, dan 179 kabupatan dan kota. Sebesar 42-58% dari pelanggaran hak anak itu, katanya, merupakan kejahatan seksual terhadap anak. Hal ini juga dijelaskan dari Komnas Perlindungan Anak (PA) bahwa kasus kekerasan seksual yang menimpa anak-anak meningkat jumlahnya dari waktu ke waktu.
        Anak yang mengalami kekerasan seksual adalah ketika mereka dipaksa dan diperolok untuk mendapati perlakuan kegiatan seks. Kekerasan seksual bisa terjadi di mana saja dan bisa jadi dilakukan oleh orang-orang terdekat. Penyebab terjadinya kekerasan seksual pada anak secara umum karena anak merupakan objek yang mudah bagi si pelaku dalam kesempatannya untuk melakukan tindakan yang tidak terpuji tersebut dan juga karena disebabkan berbagai pengaruh lingkungan moderen saat ini yang identik dengan dunia teknologi dan globalisasi khususnya di Indonesia. Bagi para orang tua yang memiliki anak baik perempuan maupun laki-laki haruslah cermat dan cerdas dalam mengantisipasi tindakan kejahatan tersebut.
        Nah, kali ini pada suatu kesempatan di acara seminar Homeschooling yang telah diadakan oleh salah satu lembaga homeschooling di Batam yang bertema tentang Kasus Perdagangan Manusia (Human Trafficking) dan Kekerasan Seksual (Sexual Abuse) khususnya pada anak-anak yang bisa dikategorikan sebagai orang yang belum dewasa. Untuk menghindari kasus kekerasan yg terjadi pada anak, ada beberapa tips singkat tentang bagaimana cara orang tua memberitahukan kepada anak tentang pendidikan sex sebelum mereka mencari tahu di luar pengawasan orang tua. Berikut adalah 10 Tips Pendidikan Sex pada Anak:
1. Bangunlah komunikasi dengan anak dengan cara mendengarkan curhatan anak serta menghargai pendapat-pendapat yang dilontarkan oleh anak.
2. Orang tua sebaiknya mempersiapkan diri terlebih dahulu dengan menggali berbagai informasi tentang pendidikan seks sebelum menginformasikannya kepada anak.
3. Berbicaralah dengan anak dengan cara yang wajar, baik dengan cara berdiskusi dengan baik dan tidak berlebih-lebihan.
4. Berikan suasana dan kesempatan yang baik agar anak bebas dan nyaman mengajukan pertanyaannya kepada kita sebagai orang tua.
5. Anak haruslah diberitahu tentang hal-hal pribadi yang bersangkutan dengan bagian-bagian tubuh yang intim.
6. Ajarkan anak mengetahui nama bagian tubuh sesuai dengan yang sebenarnya dan tidak boleh diistilahkan dengan nama lain agar anak tidak mencari informasi tersebut di luar.
7. Bantulah anak tentang konsep pribadi bahwa bicara seks itu adalah pribadi.
8. Biasakan pada anak untuk berpakaian yang sopan dan yang tidak mengundang kejahatan seks.
9. Sampaikan kepada anak tentang pendidikan seks dan ajarkan anak untuk mengetahui tentang anatomi tubuh yaitu tentang susunan atau struktur dari tubuh manusia serta hubungannya antara satu bagian dengan bagian yang lainnya.
dan yang terakhir adalah..
10. Amatilah dan dampingi perubahan perilaku yang dialami oleh anak.

by:
M. Akhirullah

Jumat, 14 November 2014

Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang (Bismillahirrahahmanirrohim)

          Hidup ini ternyata begitu singkat. Bahkan lebih singkat daripada sekilas kilat. Aku seperti orang bodoh yang baru menyadari seusia diriku sekarang bahwa aku diberikan kesempatan hidup tidaklah abadi di dunia ini. Ya, aku sangat paham dan tahu betul kalau hidup ini benar-benar singkat karena aku yakin saat kejadian itu dimana saat itu seolah-olah aku berada di antara dua alam yang berbeda bahwa maut dan hidup begitu dekat di depan mataku, dimana hidup begitu terasa singkat dan sangat berarti untuk dijalani dengan pengabdian. Aku bersyukur dengan kejadian yang hampir menjadikan hidupku tidak berarti lagi, tetapi Allah masih sayang padaku. Terimakasih ya Rabb, Engkau telah memberikan teguran yang sangat berharga dan indah untukku. Untuk kedua kalinya aku tersadar dengan kecelakaan yang nyaris menghilangkan harapanku, cacat, luka, bahkan mati mungkin akan aku alami waktu itu, namun ternyata belum kata Allah. Allah masih sayang padaku dan Dia lah Yang Maha Penyayang.
         Singkat cerita, kejadian itu bermula saat aku mengendarai sepeda motor sepulang dari tempat kerja. Saat menaiki sepeda motor, aku ingat sekali bahwa mula-mula menjalankan sepeda motor aku lupa membaca Basmalah yaitu "Bismillahirrahahmanirrohim". Tak lama kemudian setelah 5 menit di tengah perjalanku bersepeda motor, tiba-tiba aku teringat kalau aku belum mengucapkan lafas Basmalah di awal keberangkatanku tadi. Karena sadar belum mengucapkan Basmalah sebelum berangkat tadi, langsung saja di atas motor aku mengucapkan ucapan "Bismillahi min awwalihi wa akhirihi" sebagai pengganti ucapan Bismillahirrahahmanirrohim jika kita lupa. Sungguh ajaib dan benar adanya bahwa Allah memberkahi segala yang kita lakukan jika kita mengingat nama-Nya dengan mengucapkan lafas Basmalah di setiap aktifitas kita, Subhanallah....
       1 menit lagi akan sampai ke rumah, saat berada di sebuah persimpangan kecil, tiba-tiba ada mobil pribadi Honda Jazz melintas tepat di depan sepeda motorku, spontan saja dengan penuh kepanikan aku menginjak rem sepeda motor, namun motor dan mobil pun beradu samping. Subhanallah.... sungguh ajaib! Ternyata hanya ban motorku dan badan mobil itu saja yang bersentuhan hingga sepeda motor yang aku naiki berhenti tanpa terjatuh sedikitpun. Terimakasih ya Rabb,,,atas semua perlindungan-Mu.
        Ya Rabb, betapa malunya Hamba-Mu ini, betapa hina dina dan tidak punya rasa malu sedikit pun hamba-Mu ini. hamba-Mu penuh dosa serta kufur nikmat, ya Rabb.. tetapi Engkau masih memberikan kesempatan untuk hamba selamat dari celaka dunia dan menjadi sadar akan kehinaan hamba selama ini. Astagfirullahalaziim...
       Mari kita mulai segala kegiatan yang baik dengan mengingat dan menyebut nama Allah karena Rasulullah Saw telah menyerukan kepada kita lewat sabda Beliau yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Abu Hurairah Ra. Hadist tersebut berbunyi : "Semua perkara yang baik yang tiada dimulai mengerjakannya dengan bacaan : Bismillaahir Rahmaanir Rahiimi, maka akan terputus (sia-sia belaka)"(HR. Abu Dawud Dari Abu Hurairah). Dan Alhamdulillah aku selamat dari kecelakaan besar itu.
         Semoga dengan sedikit cerita kecelakaan yang nyaris membuatku cacat bahkan mati dapat menjadikan kita lebih bersyukur dan memanfaatkan hidup ini dengan lebih baik lagi demi keridha-an Allah SWT.
Amiiin...


Salam,
M. Akhirullah

Selasa, 14 Oktober 2014

GURU BERSABARLAH DULU


     Aku adalah seorang guru yang termasuk guru yang trend-nya disebut guru yang ‘gak tegaan, khususnya pada siswa-siswaku sendiri. Saat mengajar di kelas umumnya  aku terlihat biasa saja dan bukan termasuk guru yang killer. Apalagi di saat siswa yang terkadang membuatku jengkel di kelas, aku selalu berusaha menegur dengar caraku sendiri, yaitu menegur seperlunya dengan tidak menunjukkan tekanan suara tinggi yang menggertak dengan tujuan agar mereka tidak tersinggung, namun satu hal yang menjadi kelemahanku saat-saat itu adalah cara tuguranku tidak dapat membuat siswaku jera dan sadar. Aku tahu alasan mengapa siswa sering berperilaku seperti itu, tetapi alasan itu tidak perlu aku jelaskan panjang lebar di sini. Ya, aku menyadari bahwa aku saat itu sedang mengajar di sebuah lembaga pendidikan Non-formal yang menuntut guru untuk selalu berhati-hati dalam menegur siswa, jangan sampai mereka dipukul ataupun hal yang membuat mereka berhenti dari lembaga tersebut. Maklum, lembaga pendidikan Non-formal di tempatku mengajar mampu bertahan hidup karena adanya kepercayaan siswa, jika lembaga itu dianggap buruk di mata siswa dan atau orang tuanya, mungkin saja lembaga itu akan mengalami penurunan jumlah siswa dan akan mengalami kebangkrutan. waktu itu  Memang berat tantangan profesi ini yang aku rasakan sebagai guru di lembaga pendidikan Non-formal, tetapi sebagai guru yang berusaha untuk selalu profesional dengan segala kekurangan yang aku miliki, maka hal itu yang membuatku tetap semangat dalam mengajar, tulus ikhlas aku berikan demi siswa, lembaga, dan pekerjaanku.  Mungkin pernyataan ini terdengar agak membanggakan diri ataupun mungkin terdengar kurang etis dibicarakan, tetapi itulah secuil kenyataan dari sifatku yang sebenarnya sebagai seorang guru.
      Di lembaga pendidikan Non-formal tempat aku mengajar waktu itu hampir seluruh siswa-siswinya berasal dari golongan orang kaya. Ada siswa yang berperilaku baik terhadap guru dan ada juga “mungkin” siswa yang berperilaku yang tidak baik terhadap gurunya. Mungkin mereka menganggap gurunya lebih rendah materilnya sehingga mereka seenaknya saja berperilaku yang tidak beretika. Mereka menganggap segalanya bisa dibeli dengan uang dari orang tuanya. Mungkin juga faktor pergaulan di dunia mereka lebih bebas, kurang perhatian dari orang tua, dan atau kurang bergaul dengan orang di sekitarnya yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda dari segi materi dan status sosialnya. Semua etika mereka itu pasti memiliki banyak faktor yang mempengaruhi. Akan tetapi, bukan berarti mereka luput dari perhatian seorang guru. Guru akan selalu memberikan contoh yang baik untuk anak didiknya.
       Kali ini aku ingin menceritakan pengalaman singkat yang memiliki sedikit pelajaran yang berpengaruh dalam hidupku dan untuk kesadaran diri untuk menjadi guru yang lebih baik lagi di masa mendatang.
        Pada hari Selasa di suatu lembaga yang tidak perlu aku sebutkan, aku mendapatkan jadwal mengajar di kelas 7 SMP. Tepatnya di ruang A. Pengalaman yang biasa aku hadapi saat itu ialah menunggu kehadiran siswa di kelas yang mana mereka semua datang terlambat. Sebenarnya tidaklah etis bagi seorang guru menunggu kedatangan siswanya di kelas, yang ada hanyalah siswa yang menunggu kehadiran guru di kelasnya atau datang dalam waktu yang bersamaan untuk belajar, bukan sebaliknya. Saat itu sebagian besar siswaku datang walaupun terlambat, sisanya menyusul dua siswa laki-laki datang di pertengahan jam belajar. Dua siswa yang terakhir itu sebut saja namanya Bendri dan Andro. Ketika terlambat memasuki ruangan, Andro langsung masuk ke uang kelas bersama Bendri tanpa mengucapkan salam, tidak menoleh ke hadapanku, dan yang parahnya lagi selang waktu masuk ruang kelas, sebelum duduk si Andro meminta bantuanku untuk mencolokan kabel laptop-nya, aku merasa sangat terkejut. Jauh dari prasangka  burukku, selayaknya siswa yang memimta bantuan, aku bantu saja Andro mencolokkan kabel ke lobang aliran listrik yang ada di kelas. Mungkin karena aku adalah guru yang pertama kali mengajar di kelasnya. Aku belum begitu mengenal karakter siswa di kelas waktu itu. Dan tidak lama selang aku mencolokkan kabel laptop, si Andro langsung duduk dan membuka laptop tanpa izin. Spontan saja aku menegur dan memarahi Andro, “Andro, silakan duduk, tolong laptopnya disimpan dulu!”, perintahku. Namun Andro tidak mendengarkan teguranku dan Andro mulai menyalakan laptop­­-nya dan terus memainkan games di  laptop­-nya. Betapa bingung aku saat itu, memikirkan akibat yang akan terjadi jika seandainya aku meluapkan amarahku ke Andro. Tapi, dengan kesadaran yang masih tersimpan. Aku menghentikan teguranku, namun Andro masih saja memainkan games di laptop-nya hingga jam pelajaran berakhir. Dengan mimik wajahku yang bosan, sebelum keluar ruang kelas, aku berpesan kepada Andro dan teman-temannya yang lain bahwa mulai minggu berikutnya jika Andro tidak mau merubah perilakunya yang tidak baik, aku yang akan keluar dari ruangan kelas.

       Sedikit banyaknya  aku sudah paham dengan karakter para siswa umumnya yang pernah aku temui karena sebelum mengajar di kelas Andro aku sudah lumayan banyak memiliki pengalaman dalam menghadapi berbagai macam karakter para siswaku baik berhadapan dengan siswa yang pendiam seribu bahasa sampai siswa yang hampir pernah mengarahkan jari telunjuknya di keningku saat dia marah yang tidak jelas dengan nada mengancam sehingga membuat darahku memanas melihat tingkahnya yang sangat tidak patut dicontoh. Betapa kurang ajar siswa itu, hingga aku menegurnya dengan baik, mengucapkan istighfar dan mengusap emosi burukku. Namun, dalam kelasku kali ini sangatlah berbeda dengan apa yang saya duga sebelumnya. Menghadapi siswa yang tidak menganggap kehadiran guru barunya.
      Sempat aku berpikir, betapa senangnya hidup seorang siswaku Andro, anak dari keluarga yang kaya yang bisa memiliki segalanya yang dia inginkan, dimana jika dibandingkan dengan anak-anak di luar sana yang mungkin keadaan mereka sangatlah jauh dengan keadaan Andro. Andro bisa sekolah, membayar les yang mahal di luar sekolah, dan bisa mendapatkan apa saja yang dia inginkan. Sungguh luar biasa kesempurnaan materi yang dia dapat. Dan timbul pertanyaan di benakku bagaimana ketika dia besar nanti jika sikapnya terhadap orang lain masih seperti itu dan bagaimana dia bisa mempertahankan harta orang tuanya dengan baik kelak tanpa menghormati orang lain di sekitarnya.

KECERDASAN BELUM TENTU BISA MENYELAMATKAN HARTAMU, NAMUN AKHLAK AKAN SELALU MENJAGA HARTAMU.

Inilah sepenggal cerita yang terjadi di sela-sela pekerjaanku sebagai guru yang umumnya mungkin juga terjadi di kehidupan para pembaca sekalian. Hal ini mendorongku untuk mencari ide baru dalam memecahkan masalah untuk mengarahkan siswa yang serupa dalam kondisi cerita di atas ke arah yang lebih tepat.

Rabu, 03 September 2014

HIDUP KITA

          Hidup ini merupakan sebuah perjalanan yang begitu singkat untuk menuju kehidupan yang sebenarnya di akhirat nanti, yaitu kehidupan yang kekal abadi selama-lamanya tanpa batas. Kalaupun ada dari kita yang berpikir bahwa hidup ini sudah terlanjur sia-sia, menganggap bahwa buat apa hidup yang baik di dunia kalau tidak ada gunanya lagi karena terlanjur terjerumus dalam dosa, bahkan ada juga mereka yang hidup segan mati pun juga tak mau. Sikap seperti itu bukanlah cerminan yang baik. Rubahlah diri sesegera mungkin karena itu lebih baik daripada diam larut dalam dosa. 
          Menjalani hidup ini sudah pasti ada batu kerikil yang terbentang. Hanya saja kitalah yang harus memilih langkah yang tepat agar terhindar dari batu kerikil itu dan bisa melewatinya dengan legah. Pergunakan hidup ini dengan sebaik-baik perbuatan dalam setiap langkah menuju ridho sang Pencipta. Janganlah pernah berpikir kalau Allah itu lengah terhadap apa yang kita lakukan, Allah itu maha mengetahui bahkan hal sekecil apapun Allah tahu. Semoga kita dijadikan Allah hamba-hamba-Nya yang selalu ingat dengan dosa dan kesalahan kita, Amiiin...

written by: M. Akhirullah

HOLIDAY

Nongsa Beach, Batam.
fly high........!!!

Selasa, 02 September 2014

INTROSPEKSI MERAIH KEBAHAGIAAN


     Jika mendengar kata Kebahagian, setiap telinga pasti mengidamkan hal tersebut bahkan kalau bisa memungkinkan selamanya untuk merasakan hal tersebut meski terkadang dalam kehidupan kita masih ada terlintas kata penderitaan baik yang bisa dilihat secara terang-terangan maupun yang tidak kasat mata yang tersimpan rapi di dalam hati. Kebahagian adalah bentuk kata benda yang bisa disebut sesuatu, Kebahagian yang berasal dari kata dasar adjektif (bahagia) yang menunjukkan suatu keadaan senang dan tentram di jiwa. Kebahagiaan adalah kesenangan dan ketentraman, merupakan hal yang akan dicapai oleh setiap makhluk hidup di dunia ini terutama manusia yang diberi kelebihan akal pikiran daripada makhluk lainnya, ialah yang bisa merasakan hal se-detail mungkin, manusia yang bisa mencampuradukkan rasa yang timbul menjadi kondisi yang berbeda-beda pula, tidak terkecuali hewan dan tumbuhan mereka pun membutuhkan kebahagiaan. Ketika merasakan kebahagian, apa yang kita rasakan? tentu menyenangkan, bukan? Punya banyak uang, bisa makan enak, bisa berlibur ke luar negeri, punya gadget mewah, dan masih banyak lagi sumber kebahagiaan lainnya. Lalu dimanakah letak titik rasa senang itu dapat dilihat? Tuhan menciptakan hati dengan berbagai macam tujuan, yaitu untuk merasakan ketakutan, kegelisahan, sakit, galau, kebingungan, pertimbangan, dan salah satunya itu adalah untuk merasakan rasa senang yaitu bahagia.
       Lantas bagaimana jika hati tidak mampu merasakan kebahagiaan yang hakiki? Kebahagiaan yang hakiki adalah kebahagiaan yang sesungguhnya yaitu perasaan yang membuat hati tenang dan nyaman dalam kondisi naik maupun turun. Adapula yang mengatakan bahagia itu adalah getaran hati yang berbunga-bunga. Tidak semua insan bisa melatih hatinya untuk bisa mecicipi rasa tersebut dalam keadaan apapun. Sulit memang, akan tetapi semua bisa merasakan bahagia asalkan paham arah kebahagiaan itu diraih dalam keadaan bagaimanapun. Masih banyak orang menganggap bahwa mencari kebahagiaan itu lebih gampang dilakukan oleh orang yang berduit, orang yang bisa membeli kebahagian. Apakah benar mereka yang berduit sudah pasti mendapatkan kebahagiaan yang hakiki? Belum tentu.
      Banyak yang mengatakan bahwa kebahagiaan itu bisa didefinisikan dalam beberapa kondisi, contohnya bisa dibaca lewat tulisan-tulisan status di sosial media, tulisannya seperti ini: “Bahagia itu di saat kamu dan aku menjadi kita”, “Bahagia itu ketika melihat cewek-cewek cantik”, adapula yang menuliskan “Bahagia itu saat dosenku memberi tanda tangan skripsiku”, “Bahagia itu ketika kamu mencuri nomor handphone-ku”, dan masih banyak versi alayers-alayers lainnya.
           Terkait soal kebahagiaan, ternyata tidak sedikit orang merasakan penderitaan, termasuk Saya sendiri(penulis, red.). Orang yang sedang mengalami kesedihan tentu rasanya sakit, kesedihan seseorang bisa tampak dari raut muka, ada pula orang yang pintar menyimpan rasa sedih mereka dengan tidak menunjukkan raut muka yang sedih pula. Banyak juga contoh penderitaan yang dalam hal ini tidak perlu dijabarkan. Rasa sedih tentu termasuk dalam golongan penderitaan, walau sedikit banyaknya kesedihan yang dirasakan, namun mengintrospeksi diri itu perlu dilakukan bahkan merupakan hal yang menjadi kebutuhan pokok untuk asupan obat hati sehingga pribadi bisa mengenal kesalahan-kesalahan pola bersyukur, berpikir, berperilaku, berkata yang mungkin pernah dilakukan terhadap diri pribadi, Tuhan atau kepada orang lain.
       Introspeksi atau dengan kata lain mempertanyakan kembali apakah ada kemungkinan kesalahan diri baik terhadap diri sendiri, Tuhan, maupun orang lain. Introspeksi itu adalah obat untuk kembali kepada hal kesembuhan yaitu kembali dari rasa sakit menjadi normal, kembali dari hal buruk kemudian dirubah menjadi hal yang baik. Ketika fisik merasakan rasa sakit seperti luka, memar, nyeri, dan lain sebagainya juga perlu diobati agar kembali sembuh seperti semula. Begitu juga halnya dengan hati ketika sedih, maka perlu diobati. Bila setiap orang bisa belajar dari pengalaman pahit masa lalu, itu juga akan menjadi guru yang mengajarkan hati menjadi manis sekarang dan seterusnya. Hati adalah organ perasaan yang sangat sensitif, hati bisa mengendalikan segalanya. Jika hati itu buruk, maka yang akan dikendalikannya itu akan buruk pula. Fisik akan cepat berubah ketika kita larut dalam hati yang sakit, fisik juga akan menunjukkan gerak-geriknya secara refleks ketika kesedihan di dalam hati muncul kembali, walau terkadang rasa sedih itu tidak tampak lantas ditutupi dengan senyum manis di bibir. Oleh karenanya, di manapun dan kapanpun kita merasakan derita, mulailah untuk mengobatinya dengan merenungkan kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan yang secara tidak sadar kita lakukan sebelumnya. Lakukanlah perenungan kesalahan setiap kesedihan datang, baik dengan cara bersyukur kepada Tuhan, merubah pola dan sikap hidup menjadi lebih baik, dan melakukan ibadah lebih baik lagi agar hati bisa menjadi baja yang sangat kuat saat diterpa musibah kesedihan, sekuat baja menahan panasnya api yang membakar. Bukankah Tuhan akan bersama orang-orang yang sabar dan suka mengintrospeksi? Jika Tuhan sudah senang terhadap hamba-Nya yang suka merenungi kesalahannya dan selalu memperbaikinya, bukankah Tuhan akan cinta dan memberikan balasan yang baik yang bisa disebut bahagia? Tentu saja jawabannya YA :)
Be happy forever!!


written by:  M. Akhirullah

















Selasa, 25 November 2014

SERIBU TETES AIR KEIKHLASAN ADALAH SELUAS AIR SAMUDERA

          Berat memang ketika kita mendengar kata ikhlas. Seolah-olah ada bayangan beban berat yang akan dipikul ketika mendengar kata ikhlas, apalagi akan melakukan perbuatan dengan penuh keikhlasan, baik ikhlas dalam memberi, berbagi dengan sesama, memberikan pelayanan jasa, ataupun berbuat baik dengan segala resiko yang akan dihadapi. Tidak semua manusia bisa dengan lapang dada melakukan sesuatunya dengan ikhlas, namun ikhlas bisa dicap sebagai ikhlas hanya jika tindakan itu dilakukan karena Zat yang menciptakannya, yaitu Allah SWT.
          Ikhlas merupakan kerelaan sepenuh hati dalam berbuat dan memberikan hasilnya tanpa paksaan sedikitpun dan tanpa mengharapkan imbalan dari siapapun hanya semata-mata demi Tuhan yang menciptakannya. Betapa banyak pekerjaan yang tidak dilakukan dengan landasan keikhlasan, alhasil beban pikiran dan masalah demi masalah pasti selalu mengiringi setiap pikiran si pelaku. Jangan takut, sedikit banyak hal yang membuat hati sesak kalaulah kita berlaku ikhlas, mudah-mudahan pekerjaan yang dilakukan dengan hati yang tulus tidak akan pernah luput mendapati hadiah terindah dari Sang Pencipta. Karena sesungguhnya Dia melihat dari lubuk hati manusia bukan dari tampilan perbuatannya.
          Seribu Tetes Keikhlasan adalah Seluas Air Samudera. Mungkin sebait kata ini yang menjadi judul artikel yang ditulis ini yang bisa mencerminkan sebuah sejarah yang pernah terjadi di mana sejarah itu adalah cerita hidup yang diambil dari seorang guru mengaji yang mengajarkan anak didiknya tanpa mengharapkan imbalan sedikitpun yang jarang sekali kita temukan seorang guru dalam keadaan seperti itu di sekitar kita. Nama guru itu sebut saja dengan Bapak Abdul, bertahun-tahun ia hidup dalam kemiskinan bersama istrinya tercinta dan jauh dari kesederhanaan namun tetap memiliki hati emas. Subhanallah, bagaimana wujud hati emasnya itu? Dialah Bapak Abdul yang kesehariannya mengajarkan  anak-anak di kampungnya membaca Al-Qur’an (mengaji) setiap hari. Sedikitpun tidak pernah terlintas dalam pikirannya untuk meminta bayaran dari anak-anak didiknya, sekalipun barang sembako sebagai pengganti pamrih-nya. Niatnya bisa diketahui dari pernyataannya yang menyebutkan bahwa ia mengajar dengan tulus penuh kasih sayang dan ia takut merepotkan orang banyak saat meminta suatu pamrih apapun. Luar biasa!.
          Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, Bapak Abdul dibantu istrinya dengan menjadi kuli cuci pakaian dengan upah yang hanya cukup memenuhi kebutuhan makan mereka dalam sehari saja. Tidak hanya itu saja kepedihan hidup  yang dihadapi oleh Bapak Abdul, ternyata Bapak Abdul yang sudah tua rentah ini juga pernah memiliki seorang anak laki-laki, namun Subhanallah.. dengan keikhlasan hati Pak Abdul mengatakan bahwa anaknya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu, anak yang merupakan satu-satunya harapan mereka. Tiba-tiba hentakan hati ini juga menangis perih ikut merasakan apa yang dirasakan oleh kedua suami istri yang sudah tua itu. Betapa terpukulnya hidup kita seandainya berada di posisi kedua orang tua yang ditinggalkan seorang anak tunggal serta hidup dalam kekurangan.
         Kembali dengan hati Bapak Abdul yang mulia itu, mungkin saja dari kita tidak akan pernah sanggup menerima keadaan seperti itu jika kita ditakdirkan di posisinya. Namun, jauh dari dugaan itu, ternyata masih ada setitik cahaya di dalam laut yang sangat dalam yang mampu menembus tujuh lapis langit di atas, yaitu hati Bapak Abdul yang ikhlas. Dengan kedisiplinannya mengajarkan anak-anak didiknya mengaji dengan penuh ikhlas, Allah menunjukkan kekuasaan-Nya dan janji-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang bersabar. Sungguh Allah bersama orang-orang yang sabar, termasuk Bapak Abdul yang sabar dan ikhlas dalam menjalani hidup yang perih jika kita rasakan yang ditakdirkan untuknya.
         Suatu hari, mungkin tanpa diduga oleh Bapak Abdul, rezeki dan janji dari Allah pun ia dapatkan. Sebuah acara Bedah Rumah dari salah satu stasiun televisi swasta mendatangi rumah Bapak Abdul yang sangat tidak layak dihuni, rumah yang sudah usang dan bocor. Sekarang Bapak Abdul mendapatkan rezeki berupa hadiah dari acara tersebut berupa rumah baru yang jauh lebih layak. Sungguh merupakan berkah yang tidak diduga datangnya. Hanya dengan seribu tetes air keikhlasan yang mungkin belum cukup memenuhi 1 ember air, ternyata mampu menghasilkan air yang tidak disangka-sangka banyaknya seluas air di samudera.

SELAMAT HARI GURU :)

by ~ M. Akhirullah

Kamis, 20 November 2014

ANTISIPASI KEKERASAN SEX PADA ANAK DENGAN 10 TIPS

        Menurut data yang dikumpulkan oleh Pusat Data dan Informasi Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia dari tahun 2010 hingga tahun 2014 tercatat sebanyak 21.869.797 kasus pelanggaran hak anak, yang tersebar di 34 provinsi, dan 179 kabupatan dan kota. Sebesar 42-58% dari pelanggaran hak anak itu, katanya, merupakan kejahatan seksual terhadap anak. Hal ini juga dijelaskan dari Komnas Perlindungan Anak (PA) bahwa kasus kekerasan seksual yang menimpa anak-anak meningkat jumlahnya dari waktu ke waktu.
        Anak yang mengalami kekerasan seksual adalah ketika mereka dipaksa dan diperolok untuk mendapati perlakuan kegiatan seks. Kekerasan seksual bisa terjadi di mana saja dan bisa jadi dilakukan oleh orang-orang terdekat. Penyebab terjadinya kekerasan seksual pada anak secara umum karena anak merupakan objek yang mudah bagi si pelaku dalam kesempatannya untuk melakukan tindakan yang tidak terpuji tersebut dan juga karena disebabkan berbagai pengaruh lingkungan moderen saat ini yang identik dengan dunia teknologi dan globalisasi khususnya di Indonesia. Bagi para orang tua yang memiliki anak baik perempuan maupun laki-laki haruslah cermat dan cerdas dalam mengantisipasi tindakan kejahatan tersebut.
        Nah, kali ini pada suatu kesempatan di acara seminar Homeschooling yang telah diadakan oleh salah satu lembaga homeschooling di Batam yang bertema tentang Kasus Perdagangan Manusia (Human Trafficking) dan Kekerasan Seksual (Sexual Abuse) khususnya pada anak-anak yang bisa dikategorikan sebagai orang yang belum dewasa. Untuk menghindari kasus kekerasan yg terjadi pada anak, ada beberapa tips singkat tentang bagaimana cara orang tua memberitahukan kepada anak tentang pendidikan sex sebelum mereka mencari tahu di luar pengawasan orang tua. Berikut adalah 10 Tips Pendidikan Sex pada Anak:
1. Bangunlah komunikasi dengan anak dengan cara mendengarkan curhatan anak serta menghargai pendapat-pendapat yang dilontarkan oleh anak.
2. Orang tua sebaiknya mempersiapkan diri terlebih dahulu dengan menggali berbagai informasi tentang pendidikan seks sebelum menginformasikannya kepada anak.
3. Berbicaralah dengan anak dengan cara yang wajar, baik dengan cara berdiskusi dengan baik dan tidak berlebih-lebihan.
4. Berikan suasana dan kesempatan yang baik agar anak bebas dan nyaman mengajukan pertanyaannya kepada kita sebagai orang tua.
5. Anak haruslah diberitahu tentang hal-hal pribadi yang bersangkutan dengan bagian-bagian tubuh yang intim.
6. Ajarkan anak mengetahui nama bagian tubuh sesuai dengan yang sebenarnya dan tidak boleh diistilahkan dengan nama lain agar anak tidak mencari informasi tersebut di luar.
7. Bantulah anak tentang konsep pribadi bahwa bicara seks itu adalah pribadi.
8. Biasakan pada anak untuk berpakaian yang sopan dan yang tidak mengundang kejahatan seks.
9. Sampaikan kepada anak tentang pendidikan seks dan ajarkan anak untuk mengetahui tentang anatomi tubuh yaitu tentang susunan atau struktur dari tubuh manusia serta hubungannya antara satu bagian dengan bagian yang lainnya.
dan yang terakhir adalah..
10. Amatilah dan dampingi perubahan perilaku yang dialami oleh anak.

by:
M. Akhirullah

Jumat, 14 November 2014

Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang (Bismillahirrahahmanirrohim)

          Hidup ini ternyata begitu singkat. Bahkan lebih singkat daripada sekilas kilat. Aku seperti orang bodoh yang baru menyadari seusia diriku sekarang bahwa aku diberikan kesempatan hidup tidaklah abadi di dunia ini. Ya, aku sangat paham dan tahu betul kalau hidup ini benar-benar singkat karena aku yakin saat kejadian itu dimana saat itu seolah-olah aku berada di antara dua alam yang berbeda bahwa maut dan hidup begitu dekat di depan mataku, dimana hidup begitu terasa singkat dan sangat berarti untuk dijalani dengan pengabdian. Aku bersyukur dengan kejadian yang hampir menjadikan hidupku tidak berarti lagi, tetapi Allah masih sayang padaku. Terimakasih ya Rabb, Engkau telah memberikan teguran yang sangat berharga dan indah untukku. Untuk kedua kalinya aku tersadar dengan kecelakaan yang nyaris menghilangkan harapanku, cacat, luka, bahkan mati mungkin akan aku alami waktu itu, namun ternyata belum kata Allah. Allah masih sayang padaku dan Dia lah Yang Maha Penyayang.
         Singkat cerita, kejadian itu bermula saat aku mengendarai sepeda motor sepulang dari tempat kerja. Saat menaiki sepeda motor, aku ingat sekali bahwa mula-mula menjalankan sepeda motor aku lupa membaca Basmalah yaitu "Bismillahirrahahmanirrohim". Tak lama kemudian setelah 5 menit di tengah perjalanku bersepeda motor, tiba-tiba aku teringat kalau aku belum mengucapkan lafas Basmalah di awal keberangkatanku tadi. Karena sadar belum mengucapkan Basmalah sebelum berangkat tadi, langsung saja di atas motor aku mengucapkan ucapan "Bismillahi min awwalihi wa akhirihi" sebagai pengganti ucapan Bismillahirrahahmanirrohim jika kita lupa. Sungguh ajaib dan benar adanya bahwa Allah memberkahi segala yang kita lakukan jika kita mengingat nama-Nya dengan mengucapkan lafas Basmalah di setiap aktifitas kita, Subhanallah....
       1 menit lagi akan sampai ke rumah, saat berada di sebuah persimpangan kecil, tiba-tiba ada mobil pribadi Honda Jazz melintas tepat di depan sepeda motorku, spontan saja dengan penuh kepanikan aku menginjak rem sepeda motor, namun motor dan mobil pun beradu samping. Subhanallah.... sungguh ajaib! Ternyata hanya ban motorku dan badan mobil itu saja yang bersentuhan hingga sepeda motor yang aku naiki berhenti tanpa terjatuh sedikitpun. Terimakasih ya Rabb,,,atas semua perlindungan-Mu.
        Ya Rabb, betapa malunya Hamba-Mu ini, betapa hina dina dan tidak punya rasa malu sedikit pun hamba-Mu ini. hamba-Mu penuh dosa serta kufur nikmat, ya Rabb.. tetapi Engkau masih memberikan kesempatan untuk hamba selamat dari celaka dunia dan menjadi sadar akan kehinaan hamba selama ini. Astagfirullahalaziim...
       Mari kita mulai segala kegiatan yang baik dengan mengingat dan menyebut nama Allah karena Rasulullah Saw telah menyerukan kepada kita lewat sabda Beliau yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Abu Hurairah Ra. Hadist tersebut berbunyi : "Semua perkara yang baik yang tiada dimulai mengerjakannya dengan bacaan : Bismillaahir Rahmaanir Rahiimi, maka akan terputus (sia-sia belaka)"(HR. Abu Dawud Dari Abu Hurairah). Dan Alhamdulillah aku selamat dari kecelakaan besar itu.
         Semoga dengan sedikit cerita kecelakaan yang nyaris membuatku cacat bahkan mati dapat menjadikan kita lebih bersyukur dan memanfaatkan hidup ini dengan lebih baik lagi demi keridha-an Allah SWT.
Amiiin...


Salam,
M. Akhirullah

Selasa, 14 Oktober 2014

GURU BERSABARLAH DULU


     Aku adalah seorang guru yang termasuk guru yang trend-nya disebut guru yang ‘gak tegaan, khususnya pada siswa-siswaku sendiri. Saat mengajar di kelas umumnya  aku terlihat biasa saja dan bukan termasuk guru yang killer. Apalagi di saat siswa yang terkadang membuatku jengkel di kelas, aku selalu berusaha menegur dengar caraku sendiri, yaitu menegur seperlunya dengan tidak menunjukkan tekanan suara tinggi yang menggertak dengan tujuan agar mereka tidak tersinggung, namun satu hal yang menjadi kelemahanku saat-saat itu adalah cara tuguranku tidak dapat membuat siswaku jera dan sadar. Aku tahu alasan mengapa siswa sering berperilaku seperti itu, tetapi alasan itu tidak perlu aku jelaskan panjang lebar di sini. Ya, aku menyadari bahwa aku saat itu sedang mengajar di sebuah lembaga pendidikan Non-formal yang menuntut guru untuk selalu berhati-hati dalam menegur siswa, jangan sampai mereka dipukul ataupun hal yang membuat mereka berhenti dari lembaga tersebut. Maklum, lembaga pendidikan Non-formal di tempatku mengajar mampu bertahan hidup karena adanya kepercayaan siswa, jika lembaga itu dianggap buruk di mata siswa dan atau orang tuanya, mungkin saja lembaga itu akan mengalami penurunan jumlah siswa dan akan mengalami kebangkrutan. waktu itu  Memang berat tantangan profesi ini yang aku rasakan sebagai guru di lembaga pendidikan Non-formal, tetapi sebagai guru yang berusaha untuk selalu profesional dengan segala kekurangan yang aku miliki, maka hal itu yang membuatku tetap semangat dalam mengajar, tulus ikhlas aku berikan demi siswa, lembaga, dan pekerjaanku.  Mungkin pernyataan ini terdengar agak membanggakan diri ataupun mungkin terdengar kurang etis dibicarakan, tetapi itulah secuil kenyataan dari sifatku yang sebenarnya sebagai seorang guru.
      Di lembaga pendidikan Non-formal tempat aku mengajar waktu itu hampir seluruh siswa-siswinya berasal dari golongan orang kaya. Ada siswa yang berperilaku baik terhadap guru dan ada juga “mungkin” siswa yang berperilaku yang tidak baik terhadap gurunya. Mungkin mereka menganggap gurunya lebih rendah materilnya sehingga mereka seenaknya saja berperilaku yang tidak beretika. Mereka menganggap segalanya bisa dibeli dengan uang dari orang tuanya. Mungkin juga faktor pergaulan di dunia mereka lebih bebas, kurang perhatian dari orang tua, dan atau kurang bergaul dengan orang di sekitarnya yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda dari segi materi dan status sosialnya. Semua etika mereka itu pasti memiliki banyak faktor yang mempengaruhi. Akan tetapi, bukan berarti mereka luput dari perhatian seorang guru. Guru akan selalu memberikan contoh yang baik untuk anak didiknya.
       Kali ini aku ingin menceritakan pengalaman singkat yang memiliki sedikit pelajaran yang berpengaruh dalam hidupku dan untuk kesadaran diri untuk menjadi guru yang lebih baik lagi di masa mendatang.
        Pada hari Selasa di suatu lembaga yang tidak perlu aku sebutkan, aku mendapatkan jadwal mengajar di kelas 7 SMP. Tepatnya di ruang A. Pengalaman yang biasa aku hadapi saat itu ialah menunggu kehadiran siswa di kelas yang mana mereka semua datang terlambat. Sebenarnya tidaklah etis bagi seorang guru menunggu kedatangan siswanya di kelas, yang ada hanyalah siswa yang menunggu kehadiran guru di kelasnya atau datang dalam waktu yang bersamaan untuk belajar, bukan sebaliknya. Saat itu sebagian besar siswaku datang walaupun terlambat, sisanya menyusul dua siswa laki-laki datang di pertengahan jam belajar. Dua siswa yang terakhir itu sebut saja namanya Bendri dan Andro. Ketika terlambat memasuki ruangan, Andro langsung masuk ke uang kelas bersama Bendri tanpa mengucapkan salam, tidak menoleh ke hadapanku, dan yang parahnya lagi selang waktu masuk ruang kelas, sebelum duduk si Andro meminta bantuanku untuk mencolokan kabel laptop-nya, aku merasa sangat terkejut. Jauh dari prasangka  burukku, selayaknya siswa yang memimta bantuan, aku bantu saja Andro mencolokkan kabel ke lobang aliran listrik yang ada di kelas. Mungkin karena aku adalah guru yang pertama kali mengajar di kelasnya. Aku belum begitu mengenal karakter siswa di kelas waktu itu. Dan tidak lama selang aku mencolokkan kabel laptop, si Andro langsung duduk dan membuka laptop tanpa izin. Spontan saja aku menegur dan memarahi Andro, “Andro, silakan duduk, tolong laptopnya disimpan dulu!”, perintahku. Namun Andro tidak mendengarkan teguranku dan Andro mulai menyalakan laptop­­-nya dan terus memainkan games di  laptop­-nya. Betapa bingung aku saat itu, memikirkan akibat yang akan terjadi jika seandainya aku meluapkan amarahku ke Andro. Tapi, dengan kesadaran yang masih tersimpan. Aku menghentikan teguranku, namun Andro masih saja memainkan games di laptop-nya hingga jam pelajaran berakhir. Dengan mimik wajahku yang bosan, sebelum keluar ruang kelas, aku berpesan kepada Andro dan teman-temannya yang lain bahwa mulai minggu berikutnya jika Andro tidak mau merubah perilakunya yang tidak baik, aku yang akan keluar dari ruangan kelas.

       Sedikit banyaknya  aku sudah paham dengan karakter para siswa umumnya yang pernah aku temui karena sebelum mengajar di kelas Andro aku sudah lumayan banyak memiliki pengalaman dalam menghadapi berbagai macam karakter para siswaku baik berhadapan dengan siswa yang pendiam seribu bahasa sampai siswa yang hampir pernah mengarahkan jari telunjuknya di keningku saat dia marah yang tidak jelas dengan nada mengancam sehingga membuat darahku memanas melihat tingkahnya yang sangat tidak patut dicontoh. Betapa kurang ajar siswa itu, hingga aku menegurnya dengan baik, mengucapkan istighfar dan mengusap emosi burukku. Namun, dalam kelasku kali ini sangatlah berbeda dengan apa yang saya duga sebelumnya. Menghadapi siswa yang tidak menganggap kehadiran guru barunya.
      Sempat aku berpikir, betapa senangnya hidup seorang siswaku Andro, anak dari keluarga yang kaya yang bisa memiliki segalanya yang dia inginkan, dimana jika dibandingkan dengan anak-anak di luar sana yang mungkin keadaan mereka sangatlah jauh dengan keadaan Andro. Andro bisa sekolah, membayar les yang mahal di luar sekolah, dan bisa mendapatkan apa saja yang dia inginkan. Sungguh luar biasa kesempurnaan materi yang dia dapat. Dan timbul pertanyaan di benakku bagaimana ketika dia besar nanti jika sikapnya terhadap orang lain masih seperti itu dan bagaimana dia bisa mempertahankan harta orang tuanya dengan baik kelak tanpa menghormati orang lain di sekitarnya.

KECERDASAN BELUM TENTU BISA MENYELAMATKAN HARTAMU, NAMUN AKHLAK AKAN SELALU MENJAGA HARTAMU.

Inilah sepenggal cerita yang terjadi di sela-sela pekerjaanku sebagai guru yang umumnya mungkin juga terjadi di kehidupan para pembaca sekalian. Hal ini mendorongku untuk mencari ide baru dalam memecahkan masalah untuk mengarahkan siswa yang serupa dalam kondisi cerita di atas ke arah yang lebih tepat.

Rabu, 03 September 2014

HIDUP KITA

          Hidup ini merupakan sebuah perjalanan yang begitu singkat untuk menuju kehidupan yang sebenarnya di akhirat nanti, yaitu kehidupan yang kekal abadi selama-lamanya tanpa batas. Kalaupun ada dari kita yang berpikir bahwa hidup ini sudah terlanjur sia-sia, menganggap bahwa buat apa hidup yang baik di dunia kalau tidak ada gunanya lagi karena terlanjur terjerumus dalam dosa, bahkan ada juga mereka yang hidup segan mati pun juga tak mau. Sikap seperti itu bukanlah cerminan yang baik. Rubahlah diri sesegera mungkin karena itu lebih baik daripada diam larut dalam dosa. 
          Menjalani hidup ini sudah pasti ada batu kerikil yang terbentang. Hanya saja kitalah yang harus memilih langkah yang tepat agar terhindar dari batu kerikil itu dan bisa melewatinya dengan legah. Pergunakan hidup ini dengan sebaik-baik perbuatan dalam setiap langkah menuju ridho sang Pencipta. Janganlah pernah berpikir kalau Allah itu lengah terhadap apa yang kita lakukan, Allah itu maha mengetahui bahkan hal sekecil apapun Allah tahu. Semoga kita dijadikan Allah hamba-hamba-Nya yang selalu ingat dengan dosa dan kesalahan kita, Amiiin...

written by: M. Akhirullah

HOLIDAY

Nongsa Beach, Batam.
fly high........!!!

Selasa, 02 September 2014

INTROSPEKSI MERAIH KEBAHAGIAAN


     Jika mendengar kata Kebahagian, setiap telinga pasti mengidamkan hal tersebut bahkan kalau bisa memungkinkan selamanya untuk merasakan hal tersebut meski terkadang dalam kehidupan kita masih ada terlintas kata penderitaan baik yang bisa dilihat secara terang-terangan maupun yang tidak kasat mata yang tersimpan rapi di dalam hati. Kebahagian adalah bentuk kata benda yang bisa disebut sesuatu, Kebahagian yang berasal dari kata dasar adjektif (bahagia) yang menunjukkan suatu keadaan senang dan tentram di jiwa. Kebahagiaan adalah kesenangan dan ketentraman, merupakan hal yang akan dicapai oleh setiap makhluk hidup di dunia ini terutama manusia yang diberi kelebihan akal pikiran daripada makhluk lainnya, ialah yang bisa merasakan hal se-detail mungkin, manusia yang bisa mencampuradukkan rasa yang timbul menjadi kondisi yang berbeda-beda pula, tidak terkecuali hewan dan tumbuhan mereka pun membutuhkan kebahagiaan. Ketika merasakan kebahagian, apa yang kita rasakan? tentu menyenangkan, bukan? Punya banyak uang, bisa makan enak, bisa berlibur ke luar negeri, punya gadget mewah, dan masih banyak lagi sumber kebahagiaan lainnya. Lalu dimanakah letak titik rasa senang itu dapat dilihat? Tuhan menciptakan hati dengan berbagai macam tujuan, yaitu untuk merasakan ketakutan, kegelisahan, sakit, galau, kebingungan, pertimbangan, dan salah satunya itu adalah untuk merasakan rasa senang yaitu bahagia.
       Lantas bagaimana jika hati tidak mampu merasakan kebahagiaan yang hakiki? Kebahagiaan yang hakiki adalah kebahagiaan yang sesungguhnya yaitu perasaan yang membuat hati tenang dan nyaman dalam kondisi naik maupun turun. Adapula yang mengatakan bahagia itu adalah getaran hati yang berbunga-bunga. Tidak semua insan bisa melatih hatinya untuk bisa mecicipi rasa tersebut dalam keadaan apapun. Sulit memang, akan tetapi semua bisa merasakan bahagia asalkan paham arah kebahagiaan itu diraih dalam keadaan bagaimanapun. Masih banyak orang menganggap bahwa mencari kebahagiaan itu lebih gampang dilakukan oleh orang yang berduit, orang yang bisa membeli kebahagian. Apakah benar mereka yang berduit sudah pasti mendapatkan kebahagiaan yang hakiki? Belum tentu.
      Banyak yang mengatakan bahwa kebahagiaan itu bisa didefinisikan dalam beberapa kondisi, contohnya bisa dibaca lewat tulisan-tulisan status di sosial media, tulisannya seperti ini: “Bahagia itu di saat kamu dan aku menjadi kita”, “Bahagia itu ketika melihat cewek-cewek cantik”, adapula yang menuliskan “Bahagia itu saat dosenku memberi tanda tangan skripsiku”, “Bahagia itu ketika kamu mencuri nomor handphone-ku”, dan masih banyak versi alayers-alayers lainnya.
           Terkait soal kebahagiaan, ternyata tidak sedikit orang merasakan penderitaan, termasuk Saya sendiri(penulis, red.). Orang yang sedang mengalami kesedihan tentu rasanya sakit, kesedihan seseorang bisa tampak dari raut muka, ada pula orang yang pintar menyimpan rasa sedih mereka dengan tidak menunjukkan raut muka yang sedih pula. Banyak juga contoh penderitaan yang dalam hal ini tidak perlu dijabarkan. Rasa sedih tentu termasuk dalam golongan penderitaan, walau sedikit banyaknya kesedihan yang dirasakan, namun mengintrospeksi diri itu perlu dilakukan bahkan merupakan hal yang menjadi kebutuhan pokok untuk asupan obat hati sehingga pribadi bisa mengenal kesalahan-kesalahan pola bersyukur, berpikir, berperilaku, berkata yang mungkin pernah dilakukan terhadap diri pribadi, Tuhan atau kepada orang lain.
       Introspeksi atau dengan kata lain mempertanyakan kembali apakah ada kemungkinan kesalahan diri baik terhadap diri sendiri, Tuhan, maupun orang lain. Introspeksi itu adalah obat untuk kembali kepada hal kesembuhan yaitu kembali dari rasa sakit menjadi normal, kembali dari hal buruk kemudian dirubah menjadi hal yang baik. Ketika fisik merasakan rasa sakit seperti luka, memar, nyeri, dan lain sebagainya juga perlu diobati agar kembali sembuh seperti semula. Begitu juga halnya dengan hati ketika sedih, maka perlu diobati. Bila setiap orang bisa belajar dari pengalaman pahit masa lalu, itu juga akan menjadi guru yang mengajarkan hati menjadi manis sekarang dan seterusnya. Hati adalah organ perasaan yang sangat sensitif, hati bisa mengendalikan segalanya. Jika hati itu buruk, maka yang akan dikendalikannya itu akan buruk pula. Fisik akan cepat berubah ketika kita larut dalam hati yang sakit, fisik juga akan menunjukkan gerak-geriknya secara refleks ketika kesedihan di dalam hati muncul kembali, walau terkadang rasa sedih itu tidak tampak lantas ditutupi dengan senyum manis di bibir. Oleh karenanya, di manapun dan kapanpun kita merasakan derita, mulailah untuk mengobatinya dengan merenungkan kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan yang secara tidak sadar kita lakukan sebelumnya. Lakukanlah perenungan kesalahan setiap kesedihan datang, baik dengan cara bersyukur kepada Tuhan, merubah pola dan sikap hidup menjadi lebih baik, dan melakukan ibadah lebih baik lagi agar hati bisa menjadi baja yang sangat kuat saat diterpa musibah kesedihan, sekuat baja menahan panasnya api yang membakar. Bukankah Tuhan akan bersama orang-orang yang sabar dan suka mengintrospeksi? Jika Tuhan sudah senang terhadap hamba-Nya yang suka merenungi kesalahannya dan selalu memperbaikinya, bukankah Tuhan akan cinta dan memberikan balasan yang baik yang bisa disebut bahagia? Tentu saja jawabannya YA :)
Be happy forever!!


written by:  M. Akhirullah